Jumat, 22 Februari 2013


BERLIAN / DIAMOND


Sejarah Berlian
Diketahui dari sebuah penemuan, berlian berasal dari bagian terdalam gunung berapi yang juga mengandung atom dan karbon. Yang memang pada kenyataannya berlian merupakan kristal transparan yang mengikat empat bagian karbon atom. Batu berlian terbawa kepermukaan bumi melalui letusan volkanik. Menurut penelitian, naiknya berlian kepermukaan bumi dikarenakan batu yang mencair. Berlian dikembangkan dari bermil-mil bagian dalam permukaan bumi, pada kerendahan 150 km (90 mil), pada tekanan kira-kira 5 giga pascal dengan temperatur sekitarnya 1200 derajat celcius (2200 derajat Fahrenheit). Berlian bisa menjadi bentuk alami lain sesuai tingginya tekanan, secara relatif pada saat temperatur rendah. Namun sangat disayangkan berlian tidak bisa terbentuk dari bawah laut.
Sejak zaman purbakala bahkan pada saat penamaan berlian itu sendiri, berlian terkenal sebagai material yang paling keras ke tiga setelah ‘Aggregated diamond nanorods’ dan ‘Ultrahard Fullerite’.
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Berlian muncul kepermukaan bumi sudah sangat lama, berkisar dari 1-3,3 milyar tahun yang lalu. Berlian pertama kali dikenali dan ditambang di India. Dahulu, ada referensi yang ditemukan pada sebuah text penganut Budha, salah satu text Sansekerta ( Anguttara Nikaya ) yang kemudian disempunakan sekitar 296 BCE yang lalu. Text tersebut menceritakan juga mengenai ciri utama berlian yang kilaunya memancar. Pada saat itu berlian berasosiasi dengan membawa nama keTuhanan (Dewa), sebagai lambang dekorasi religius. Berlian dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Di India, pemiliknya dibatasi dengan kasta berdasarkan warna. Hanya Raja saja yang diizinkan memiliki semua warna berlian.
Seiring perkembangan zaman akhirnya berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan dapat digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.
Di Eropa, berlian menghilang selama hampir 1000 tahun mengikuti berkembangnya umat kristiani. Mereka menolak keberadaan berlian yang pada awalnya dipercaya dapat digunakan sebagai Azimat. Hal ini sangat ditentang oleh umat kristiani. Karena menurut kepercayaan mereka, hanya Tuhan saja yang boleh dipercaya.
Namun, popularitas berlian kembali naik yang banyak digunakan sebagai batu permata. Hal ini disebabkan meningkatnya ketersediaan berlian itu sendiri seiring berkembangnya sejarah Eropa tersebut.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Llouis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian
Di bulan Febuari 2005, Tim Amerika (US) dan Cina memberikan laporan Arkeolog mengenai penemuan dari empat kekayaan almunium yang berasal dari kuburan batu yang pada saat itu menjadi adat kebudayaan Cina. Pada 4000 BCE-2500 BCE, para ilmuwan menemukan kampak bercahaya yang dipercaya dapat disemir dengan bubuk berlian sehingga tampak jauh lebih menarik.Di Cina, berlian biasa digunakan untuk pelengkap berlian lain, salah satunya adalah sebagai pengukur atau pelengkap ‘Jade’ (permata hijau lumut).
Setelah berabad-abad, dikalangan Aristokratis, berlian semakin populer sebagai batu permata. Tentunya hanya dikalangan mereka yang ber-uang dan ber-kelas. Biasanya digunakan sebagai cicin pernikahan. Sesuai perkembangan zaman, popularitas berlanjut dan berkembang dengan banyak perubahan bentuk sesuia permohonan estetika berlian. Berlian membuktikan bisa tetap populer dengan berbagai kelas sepanjang harganya masih terjangkau. Berlian menjadi salah satu objek yang sangat penting karena dapat berkembang pada dunia pembelian, penjualan, bahkan masuk dalam catatan kejahatan sampai politik.
Berita terbaru menurut Washington post tanggal 5 Maret 2007, telah ditemukan berlian jenis baru di negara Kanada. Ditemukan oleh seorang ahli batu yang selama bertahun-tahun membiayai pencarian berlian dinegara tetangga. Diakui, berlian ini milik Amerika Utara. Hal ini membuat Kanada mandapat aliran uang yang deras sebagai negara ketiga penemu berlian.
TEHNIK MENGENAL BERLIAN
Teknik untuk mengetahui apakah suatu permata adalah berlian sangatlah mudah bagi seorang ahli berlian. Akan tetapi andapun bisa mengenal berlian dengan cara berikut:

Pemeriksaan fisik dengan mata


1. Melihat suatu benda/bayangan dari “tafel” (bagian atas berlian )
Karena adanya pemantulan sinar yang kuat pada berlian (pengaruh indeks bias), maka berlian akan memiliki kilau yang kuat sehingga tidak mungkin bagi kita untuk melihat, suatu benda dari atas tafelnya.
2. Karena Indeks bias yang besar maka berlian tidak tembus pandang, letakan koran dibawah berlian dan lihat tulisannya dari atas berlian, jika tulisan terlihat / tembus sudah pasti permata tersebut bukanlah berlian asli.
3. Uji miring,indeks bias berlian sangat besar sehingga memungkinkan dilakukan pemeriksaan dengan cara yang sederhana yaitu dengan cara: pegang berlian dengan cara mendatar, kemudian secara perlahan miringkan sampai sudut tertentu maka berlian akan berkilau, tetapi jika setelah kita miringkan ternyata sinar yang keluar kosong maka itu berarti bukan berlian asli.
4. Berlian merupakan penghantar panas yang tinggi Berlian mempunyai daya hantar panas yang tinggi dari benda benda lainnya, oleh karena itu berlian lebih cepat mengkuti temperatur sekelilingnya, sehingga apabila berlian dipegang maka akan terasa dingin dan kemudian cepat menjadi panas setelah dipegang terus menerus.


Pemeriksaan Dengan Alat
1. Pemeriksaan dengan jarum uji berlian.
Jarum uji berlian terbuat dari besi yang ujungnya merupakan berlian asli. Goreslah permata yang akan diuji dengan jarum uji tersebut berlahan-lahan kemudian lihat apakah permata tersebut tergores? jika tergores berarti permata tersebut bukan berlian.
2. Pemeriksaan dengan diamond tester
sekarang banyak dijual diamond tester, alat ini mudah didapatkan di toko namun demikian hati-hati dengan synthetic Moissanite karena alat ini tidak bisa membedakan antara diamond asli dengan sinthetic moissanite.
Menilai Kualitas Berlian
Konsep standar suatu berlian yang tergolong sempurna adalah berlian yang hadir dengan tanpa warna. Pada umumnya, warna berlian rata-rata putih kekuning-kuningan juga mendekati kecoklat-coklatan, namun sebenarnya warna yang ada diberlian memiliki beberapa variasi. Pada kasus berlian hitam atau “black diamond”, sesungguhnya tidak benar-benar berwarna hitam. Namun, berwarna gelap yang berisikan sebuah kumpulan warna. Sehingga membuat penampilan black diamond terlihat hitam nan-elegan.
Dalam berlian ada beberapa penilaian kelompok warna, yang mana ditandai oleh huruf. Dimulai dari huruf Dsebagai perwakilan tanpa warna sama sekali atau bening, hingga huruf yang mewakili warna kecenderungan kuning sekali. Dalam penilaian warna melalui huruf ini kemudian membentuk kelompok yang sesuai dengan kategori kecenderungannya.
Untuk penilaian huruf D hingga adalah merupakan kategori tanpa warna. Selanjutnya dimulai dari hinggaJ merupakan kategori cenderung berwarna. Sedangkan dari hingga M adalah perwakilan warna kuning pucatdan N hingga R, adalah merupakan kategori spektrum sangat kuning. Kemudian yang terakhir sampaiZ merupakan perwakilan kategori sempurna kuning.
Untuk kualitas yang dihadirkan melalui berlian yang berwarna paling tidak haruslah bersertifikat GIA. Maksud dari sertifikat GIA adalah sebuah standarisasi berlian berwarna yang dikeluarkan oleh Gemological Institute of America. Sebuah institute yang menguasai dan mempelajari sebuah ilmu bernama Gemologi, ilmu yang dimana berlian merupakan sebuah salah satu obyeknya.
Lembaga ini telah berdiri semenjak tahun 1931, suatu umur yang cukup bisa diandalkan dalam menentukan suatu standart benda. GIA bukan hanya mencetus standarisasi dari warna tetapi ketiga standarisasi lainnya. Dimana GIA lah yang menelurkan stadarisasi 4Cs yang telah tersebutkan sebelumnya.
Sebenarnya stadarisasi warna terbaik dari suatu berlian adalah berlian yang tanpa warna atau cenderung bening. Namun bukan berarti warna bening menjadi banyak beredar dipasaran, melainkan berlian dengan kualitas seperti ini adalah suatu yang langka. Sebenarnya warna berlian yang ada dipasaran ada berbagai macam, dan tersedia hampir dikesemua warna.
Seperti berlian Hope yang berwarna biru. Kemudian beberapa berlian lainnya dengan warna kuning muda, merah jambu, dan hijau. Dimana untuk pengkategorian warna agar tidak menimbulkan suatu kebimbangan, warna yang terang dan jelas dikatakan sebagai “fancies”.
Berlian yang termasuk “fancy colored” atau warna terang adalah berlian langka. Namun bila telah dimasuki suatu pewarnaan sintetik atau pewarna buatan, berlian itu hanyalah akan menjadi tidak berharga. Maka adalah untuk lebih baiknya pemilihan suatu berlian
Kejernihan merupakan salah satu hal pokok dalam penentuan harga nominal yang akan disematkan pada sebuah berlian. Berlian akan mahal bila mempunyai pembiasan yang cukup menawan. Lagipula berlian yang seperti ini akan jarang kita temui, dan tentunya sejalan dengan prinsip sesuatu yang unik akan cukup bernilai lebih.
Kejernihan

Kejernihan bila kita tinjau dari katanya itu sendiri, kita akan menemui kata dasar “jernih”. Jernih berarti kemampuan sinar dalam menerawang tembus lalu keluar dari suatu benda. Dimana yang berarti semakin mampu berlian dalam membiaskan sinar secara terstruktural, maka semakin sempurna nilai kejernihan dari berlian itu sendiri. Sedangkan bila ditelaah dari sisi pengertiannya, maksud dari “kejernihan berlian (diamond clarity)” dapat disimpulkan sebagai ukuran struktural akan kemurnian sebuah berlian. Dimana kadang kata jernih dapat disandingkan sepadan dengan sebuah kata kemurnian. Jadi setelah kita membahas pengertiannya, maka sekarang kita akan memasuki bagian bagaimana caranya untuk mengetahui suatu nilai kejernihan.
Suatu kejernihan dari berlian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor inilah yang akan ditelaah seperti Nomor, Ukuran, Warna, lokasi yang relatif, orientasi, dan pengamatan yang jeli pada bagian-bagian dalam berlian. Kesemua ini hanya dapat dilihat oleh ahlinya dari sudut pandang 10 kali pembesaran. Melalui sebuah ilmu yang dikatakan sebagai ilmu gemologist.
Sedangkan untuk sebagian besar orang hanya dapat menilai berlian berdasarkan penglihatan sempurna atau tidaknya penampilan berlian tersebut. Untuk yang sebenarnya, sebuah penghitungan secara struktural dapat diketahui dengan suatu pertimbangan. Pertimbangan yang akan dijadikan acuan untuk menilai berlian adalah warna awan mendung yang besar sehingga membuat berlian tampak memancarkan cahaya secara menyebar.
Untuk lebih jelas mengenai sebuah pengukuran dari kejernihan, kami akan coba tampilkan sebuah tabel yang bisa menjadi acuan. Berikut adalah tabel tingkatan pengertian akan sebuah perbandingan dari suatu kejernihan, dari kategori F untuk yang paling jernih, sampai I3 yang paling tidak jernih:
SimbolArtiDefinisi
FFlawlessBebas dari semua inklusi atau bercak sel
IFInternal FlawlessTanpa inklusi disaat penglihatan 10x pembesaran
VVS1Very Very Slightly included #1Nampak inklusi kecil yang sangat sulit dilihat pada 10x pembesaran
VVS2Very Very Slightly included #2Nampak inklusi kecil yang sulit dilihat pada 10x pembesaran
VS1Very Slightly included #1Sedikit inklusi yang sangat sulit dilihat pada 10x pembesaran
VS2Very Slightly included #2Sedikit inklusi yang sulit dilihat pada 10x pembesaran
SI1Slightly Included #1inklusi yang nyata nampak pada 10x pembesaran
SI2Slightly Included #2Inklusi yang sangat nyata nampak pada 10x pembesaran
I1Included #1inklusi yang nyata. Dimana dapat dilihat dengan mata langsung
I2Included #2Inklusi yang nyata. Dimana mudah dilihat dengan mata langsung
I3Included #3Inklusi yang nyata. Dimana sangat mudah dilihat dengan mata langsung
Karat disini maksudnya adalah ukuran berat pada berlian. dimana 1 karat adalah sama dengan 0.200 gram atau 1/5 gram. Untuk peryataan lambang nilai satuan dari carat adalah ct. Sebelum kita menilik lebih jauh tentang sebuah satuan yang bernama carat, maka akan ada baiknya bila kita menoleh sebentar kepada sebuah asal usul dari standarisasi carat ini.
Untuk pertama kalinya carat digunakan sebagai pengakuan akan perhitungan nilai suatu berlian, dimulai oleh peradaban Yunani, Keraton. Dimana yang menjadi acuan adalah sebuah kacang-kacangan dari sebuah tumbuhan bernama carob bean. Peristiwa ini diestimasikan terjadi sekitar pada tahun 1914an. Jadi berat memang menentukan dalam mengukur suatu satuan nilai bernama carat. Tapi perhitungan dari berat bukanlah merupakan suatu aturan yang baku, ada modifikasi tersendiri tentang nilai nominal harga yang dicantumkan.
Contohnya bila dua buah berlian mempunyai ukuran carat yang sama, bukan berarti akan sama harganya. Melainkan akan ada perbandingan kualitas yang membedakan harga masing – masing berlian. Begitu juga bila ukuran carat dua buah berlian itu sama, dapat berbeda dalam hal ukuran besarnya.
Lalu bagaimana kita menentukan karat, bila suatu berlian yang biasa kita lihat, hanyalah sebesar bijih kacang polong dan berada pada sebuah rangkaian cincin. Untuk mengukurnya kita tidak mungkin akan mengeluarkannya dari rangkaian cincin, itu terlalu beresiko dan bisa merusak keindahannya. Belum lagi masalah waktu dan biaya yang akan dihamburkan dari proses pengukuran dengan cara ini.
Tentunya memang tidak akan mudah mengukur dan mengestimasikan berat suatu berlian ini. Kita dapat mengukur berat suatu berlian melalui diameter ataupun untuk lebih baiknya adalah mengukur kedalamannya.
Kedua alternatif pilihan ini bila dilakukan secara seksama maupun terukur, dapat kita andalkan kebenarannya. Untuk nilai selisih yang mungkin terjadi dari telitinya perhitungan ini, hanya menyisakan 1% atau paling parah mencapai 2%.
Dalam pengukuran nilai berat ini memang bisa menentukan suatu besaran nilai suatu carat. Berikut adalah tabel yang akan mungkin bisa menjadi acuan bagi anda, mengenai sebuah perbandingan antara berat dan carat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar